Panduan perniagaan berdasarkan Al- Quran dan hadis, sebagai satu wadah perjuangan dalam kehidupan ummah telah banyak diperkatakan melalui kalamNya dan juga sunnah Rasulullah s.a.w:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An- Nisa` :29)
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” (Baqarah: 198)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli/perniagaan. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: ‘Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan’, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.” (Al Jumaah:9-11)
Rasulullah juga bersabda:
“Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll).” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya penat lelah kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah.” (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala solat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah.” (HR. Ath-Thabrani)
“Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.” (HR. Ad-Dailami)
“Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan wangnya digunakan untuk mencukupi keperluan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak.” (Mutafaq’alaih/ HR Bukhari & Muslim)
“Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri.” (HR. Bukhari)
“Apabila dibukakan bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya.” (HR. Al-Baihaqi)
Dalil-dalil di atas menekankan bagaimana ekonomi boleh membantu ummah melalui cara muamalah dalam perniagaan melalui panduan yang jelas dan berhikmah. Perniagaan bukan sekadar jalan untuk memperoleh kekayaan, bahkan ia adalah salah satu senjata yang harus kita sedar lebih runcing dari peluru yang membidik. Cuma ia memerlukan keberanian dan juga kebijaksanaan kita dalam meneruskan langkah yang sepatutnya.